Salah seorang anggota keluarga Yasser Arafat menegaskan bahwa pemimpin Palestina yang meninggal empat tahun lalu itu diracun oleh pihak Israel.
"Setiap hari ada pernyataan dan petunjuk mengenai pelenyapan Arafat dan setiap hari kami semakin dekat dengan kesimpulan tentang teori peracunan," kata Nasser al-Qidwa, keponakan mendiang mantan Presiden Palestina itu, Senin (10/11)
"Dalam satu atau dua tahun lagi, jenis racun yang diberikan kepada Arafat dan prosedur yang digunakan akan diketahui," kata Qidwa, yang memimpin yayasan Yasser Arafat.
"Bagaimana pun, Israel bertanggung jawab atas kematiannya. Ada persiapan-persiapan untuk melepaskan kepemimpinan politik dari rakyat Palestina," tambahnya.
Penyebab pasti kematian Arafat pada 11 November 2004 tetap belum diketahui, namun sejumlah pemimpin Palestina yakin ia diracun oleh Israel, yang telah membantah tuduhan tersebut.
Ribuan orang diperkirakan mengambil bagian dalam peringatan yang menandai empat tahun kematian Arafat di Ramallah, Tepi Barat, pada hari Selasa ini.
Hamas dituduh halangi
Sementara itu, penyelenggara peringatan itu menuduh kelompok garis keras Hamas menghalangi rencana untuk memperingati kematian pemimpin Palestina tersebut di Jalur Gaza.
"Kami telah melakukan segala upaya untuk mengatur peringatan tahun keempat itu, namun komite harus menghadapi banyak rintangan, khususnya larangan yang diberlakukan pemerintah Hamas atas acara peringatan itu," kata anggota komite penyelenggara Walid al-Awad.
Ia mengatakan bahwa komite itu, yang mencakup perwakilan dari semua kelompok dalam Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) namun tidak dari Hamas, telah memberi tahu gerakan Islamis itu mengenai niat mereka mengadakan pawai pada Selasa namun menerima 'jawaban tegas yang melarang peringatan itu'.
Namun, kementerian dalam negeri Hamas di Gaza, yang mengharuskan penyelenggara setiap demonstrasi di wilayah itu untuk mendapat izin terlebih dulu, mengatakan, mereka belum menerima permohohan semacam itu dari komite penyelenggara acara tersebut.
Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun lalu setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. (kompas)
"Setiap hari ada pernyataan dan petunjuk mengenai pelenyapan Arafat dan setiap hari kami semakin dekat dengan kesimpulan tentang teori peracunan," kata Nasser al-Qidwa, keponakan mendiang mantan Presiden Palestina itu, Senin (10/11)
"Dalam satu atau dua tahun lagi, jenis racun yang diberikan kepada Arafat dan prosedur yang digunakan akan diketahui," kata Qidwa, yang memimpin yayasan Yasser Arafat.
"Bagaimana pun, Israel bertanggung jawab atas kematiannya. Ada persiapan-persiapan untuk melepaskan kepemimpinan politik dari rakyat Palestina," tambahnya.
Penyebab pasti kematian Arafat pada 11 November 2004 tetap belum diketahui, namun sejumlah pemimpin Palestina yakin ia diracun oleh Israel, yang telah membantah tuduhan tersebut.
Ribuan orang diperkirakan mengambil bagian dalam peringatan yang menandai empat tahun kematian Arafat di Ramallah, Tepi Barat, pada hari Selasa ini.
Hamas dituduh halangi
Sementara itu, penyelenggara peringatan itu menuduh kelompok garis keras Hamas menghalangi rencana untuk memperingati kematian pemimpin Palestina tersebut di Jalur Gaza.
"Kami telah melakukan segala upaya untuk mengatur peringatan tahun keempat itu, namun komite harus menghadapi banyak rintangan, khususnya larangan yang diberlakukan pemerintah Hamas atas acara peringatan itu," kata anggota komite penyelenggara Walid al-Awad.
Ia mengatakan bahwa komite itu, yang mencakup perwakilan dari semua kelompok dalam Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) namun tidak dari Hamas, telah memberi tahu gerakan Islamis itu mengenai niat mereka mengadakan pawai pada Selasa namun menerima 'jawaban tegas yang melarang peringatan itu'.
Namun, kementerian dalam negeri Hamas di Gaza, yang mengharuskan penyelenggara setiap demonstrasi di wilayah itu untuk mendapat izin terlebih dulu, mengatakan, mereka belum menerima permohohan semacam itu dari komite penyelenggara acara tersebut.
Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun lalu setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. (kompas)
0 komentar :
Posting Komentar