Seorang jamaah haji asal Cibodas, Tangerang, Maysaroh binti Idris (53) meninggal di atas pesawat Garuda dalam perjalanan dari bandara Soekarno-Hatta Jakarta ke bandara Amir Muhammad bin Abdul Azis, Madinah, Selasa (11/11).
"Almarhumah meninggal dunia selang satu jam dari pesawat take off meninggalkan bandara Soekarno-Hatta Jakarta dan diperkirakan masih berada di atas wilayah Bengkulu (Sumatera)," kata Kepala Sansur (Sanitasi dan Surveilans/Pendataan) Daerah Kerja (Daker) Madinah, Ade Mashuri.
Ia menjelaskan, almarhumah yang menunaikan ibadah haji bersama suaminya Riman bin Tuni dan saudara iparnya itu masuk kelompok terbang (kloter) 14 JKG (Jakarta-Garuda) dengan penumpang 453 orang dan seorang diantaranya dinyatakan meninggal dalam perjalanan.
"Rombongan kloter JKG 14 berangkat dari bandara Soekarno-Hatta Jakarta pada Senin (10/11) sekitar pukul 15.00 WIB (11.00 WAS), sehingga almarhumah diperkirakan wafat sekitar pukul 16.00 WIB (12.00 WAS)," katanya.
Ia menambahkan kloter itu mendarat di bandara Madinah pada Selasa (11/11) pukul 20.25 WAS (00.25 WIB), kemudian jenazah langsung dibawa ke Rumah Sakit Al-Anshary, Madinah.
"Jenazah dibawa ke RS Al-Anshary untuk diproses identifikasi dan pengurusan surat kematian, sedangkan suaminya dibawa ke kantoR Daker Madinah," UJARnya.
Secara terpisah, Riman bin Tuni mengaku pasrah. "Isteri saya memang sudah lama sakit jantung. Mau bagaimana lagi, mungkin sudah takdirnya," katanya, terlihat pasrah.
Didampingi ketua rombongan (karom) kloter 14, Jabir Dadang, ia mengaku pesawat yang membawanya ke Tanah Suci dijadwalkan berangkat pada Senin (10/11) pukul 10.00 WIB, tapi prakteknya ternyata baru berangkat pukul 15.00 WIB.
"Saat menunggu proses keberangkatan yang lama itu, isteri saya sempat mengingatkan saya untuk makan. Pak, makan dulu, katanya. Dia juga sempat berdoa, tapi saat pesawat take off, tiba-tiba dia pingsan," katanya.
Hal itu, katanya, dilaporkan karom kloter 14 kepada dokter kloter dan awak pesawat. "Isteri saya sempat diberi pertolongan dengan nafas buatan, tapi tidak tertolong," katanya.
Ayahanda dari empat anak yang tiga di antaranya sudah menikah itu menambahkan dirinya hingga kini belum sempat memberi kabar kepada anak-anaknya di Tangerang.
"Tapi, adik saya dan isterinya yang ikut beribadah haji sudah tahu," katanya.
Hingga kini, jamaah haji Indonesia yang meninggal dunia dalam wilayah kerja Daker Madinah tercatat tiga orang yakni Ny Aniah binti Shamad (53) dari Bekasi, Jabar yang meninggal dunia di Masjid Nabawi. Selain itu, Zamzami bin Hanafiah (52) dari Aceh, dan Maysaroh binti Idris (53) dari Tangerang, Jabar yang meninggal dunia di atas pesawat dalam perjalanan ke Madinah. Semuanya akibat penyakit jantung.
"Kami mengimbau jemaah haji yang berada di Madinah untuk mengurangi aktivitas, terutama mereka yang memiliki resiko tinggi, seperti jantung," kata Wakadaker Pelayanan Kesehatan (Yankes) Daker Madinah, dr Bermawi Syahdjam SpP.
Ia menyarankan jamaah haji jangan sampai kelelahan untuk ibadah sunnah di Madinah, tapi ibadah yang wajib di Mekkah justru tidak dapat dijalani. (kompas)
"Almarhumah meninggal dunia selang satu jam dari pesawat take off meninggalkan bandara Soekarno-Hatta Jakarta dan diperkirakan masih berada di atas wilayah Bengkulu (Sumatera)," kata Kepala Sansur (Sanitasi dan Surveilans/Pendataan) Daerah Kerja (Daker) Madinah, Ade Mashuri.
Ia menjelaskan, almarhumah yang menunaikan ibadah haji bersama suaminya Riman bin Tuni dan saudara iparnya itu masuk kelompok terbang (kloter) 14 JKG (Jakarta-Garuda) dengan penumpang 453 orang dan seorang diantaranya dinyatakan meninggal dalam perjalanan.
"Rombongan kloter JKG 14 berangkat dari bandara Soekarno-Hatta Jakarta pada Senin (10/11) sekitar pukul 15.00 WIB (11.00 WAS), sehingga almarhumah diperkirakan wafat sekitar pukul 16.00 WIB (12.00 WAS)," katanya.
Ia menambahkan kloter itu mendarat di bandara Madinah pada Selasa (11/11) pukul 20.25 WAS (00.25 WIB), kemudian jenazah langsung dibawa ke Rumah Sakit Al-Anshary, Madinah.
"Jenazah dibawa ke RS Al-Anshary untuk diproses identifikasi dan pengurusan surat kematian, sedangkan suaminya dibawa ke kantoR Daker Madinah," UJARnya.
Secara terpisah, Riman bin Tuni mengaku pasrah. "Isteri saya memang sudah lama sakit jantung. Mau bagaimana lagi, mungkin sudah takdirnya," katanya, terlihat pasrah.
Didampingi ketua rombongan (karom) kloter 14, Jabir Dadang, ia mengaku pesawat yang membawanya ke Tanah Suci dijadwalkan berangkat pada Senin (10/11) pukul 10.00 WIB, tapi prakteknya ternyata baru berangkat pukul 15.00 WIB.
"Saat menunggu proses keberangkatan yang lama itu, isteri saya sempat mengingatkan saya untuk makan. Pak, makan dulu, katanya. Dia juga sempat berdoa, tapi saat pesawat take off, tiba-tiba dia pingsan," katanya.
Hal itu, katanya, dilaporkan karom kloter 14 kepada dokter kloter dan awak pesawat. "Isteri saya sempat diberi pertolongan dengan nafas buatan, tapi tidak tertolong," katanya.
Ayahanda dari empat anak yang tiga di antaranya sudah menikah itu menambahkan dirinya hingga kini belum sempat memberi kabar kepada anak-anaknya di Tangerang.
"Tapi, adik saya dan isterinya yang ikut beribadah haji sudah tahu," katanya.
Hingga kini, jamaah haji Indonesia yang meninggal dunia dalam wilayah kerja Daker Madinah tercatat tiga orang yakni Ny Aniah binti Shamad (53) dari Bekasi, Jabar yang meninggal dunia di Masjid Nabawi. Selain itu, Zamzami bin Hanafiah (52) dari Aceh, dan Maysaroh binti Idris (53) dari Tangerang, Jabar yang meninggal dunia di atas pesawat dalam perjalanan ke Madinah. Semuanya akibat penyakit jantung.
"Kami mengimbau jemaah haji yang berada di Madinah untuk mengurangi aktivitas, terutama mereka yang memiliki resiko tinggi, seperti jantung," kata Wakadaker Pelayanan Kesehatan (Yankes) Daker Madinah, dr Bermawi Syahdjam SpP.
Ia menyarankan jamaah haji jangan sampai kelelahan untuk ibadah sunnah di Madinah, tapi ibadah yang wajib di Mekkah justru tidak dapat dijalani. (kompas)
0 komentar :
Posting Komentar