13 Oktober 2008

Rakyat Mulai Apatis Terhadap Caleg

Rakyat dinilai mulai bersikap apatis terhadap eksistensi calon wakilnya di legislatif yang akan “bertarung” pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2009.

“Buktinya, hampir tidak ada protes terhadap daftar caleg sementara (DCS) yang diajukan peserta Pemilu 2009,” kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Sumatera Utara (USU), Prof. Dr. M. Arif Nasution di Medan, Minggu.

Kalau pun ada protes, tidak lebih dari internal parpol terkait dengan urutan nomor caleg.
Idealnya, kata Nasution, rakyat harus memberikan apresiasi dan penilaian terhadap caleg yang akan menjadi wakilnya untuk memperjuangkan kepentingan mereka di legislatif.

Penilaian tersebut bisa terkait dengan “track record”, kapasitas mau pun jenjang pendidikan caleg yang mungkin saja dianggap tidak layak.

Namun semua reaksi sebagai bentuk apresiasi tersebut hampir tidak ditemukan. “Itu bukti bahwa rakyat apatis terhadap eksistensi anggota legislatif,” katanya.

Sementara itu, Ketua Ikatan Sarjana Melayu Indonesia (ISMI) Kota Medan, Drs. Ansari Yamamah, MA mengatakan, rasa apatis itu muncul karena anggota legislatif tidak mampu melakukan perubahan signifikan terhadap kondisi masyarakat selama ini.

Selain itu, “perhatian” yang diberikan caleg dan parpol hanya didapatkan rakyat pada saat Pemilu untuk meraih suara dan dukungan sebanyak-banyaknya.

Di luar masa itu, kata Ansari, perhatian anggota dewan yang terpilih dan parpol peserta Pemilu terhadap rakyat hampir tidak ada. Ditambah lagi dengan tidak sedikitnya anggota legislatif yang terlibat kasus hukum seperti korupsi dan narkoba, katanya.

Sumber: Hariansib

0 komentar :

Tulisan Terkait: