Seorang pria Jepang telah memperoleh dukungan ratusan orang dalam kampanye bagi legalisasi perkawinan antara manusia dan tokoh-tokoh kartun dengan menyatakan dirinya merasa lebih tenteram berada di "dunia dua dimensi".
Buku-buku komik sangat populer di Jepang, dengan beberapa taokoh fiksi menjadi pesohor atau bahkan simbol seks. Sebaliknya, angka perkawinan semakin menurun karena banyak orang muda Jepang mengalami kesulitan menemukan pasangan hidup.
Taichi Takaashita meluncurkan petisi online yang bertujuan menghimpuan sejuta tanda tangan untuk diajukan kepada pemerintah agar membuat undang-undang tentang pernikahan dengan tokoh-tokoh kartun. Dalam sepekan dia telah berhasil mengumpulkan lebih dari 1.000 tanda tangan melalui internet.
"Saya tidak lagi tertarik pada tiga dimensi. Saya bahkan akan menjadi penduduk dunia dua dimensi," tulisnya, seperti dilansir AFP, Jumat (31/10). "Namun, itu tampaknya tak mungkin terwujud dengan teknologi saat ini. Karena itu, paling tidak, apakah suatu hal yang mungkin melegalisasi perkawinan dengan tokoh dua dimensi?"
Untuk menyelaraskan keinginannya menjadi dua dimensi, ia tidak memberikan rincian lengkap identitas dirinya sehingga orang tak mungkin menghubunginya untuk memberikan penjelasan jika kampanyenya serius atau hanya di bibir saja.
Namun, beberapa orang yang menandatangani petisi itu merupakan pengikutnya yang setia. "Sejak lama saya hanya bisa jatuh cinta kepada orang dua dimensi dan saat ini saya telah memiliki seorang yang betul-betul saya cintai," tulis salah seorang dari mereka. "Bahkan, sekalipun dia fiksional, dia masih bisa mencintai seseorang. Saya ingin mendapatkan persetujuan resmi bagi sistem ini dengan cara apa pun," tulis orang itu.
Bersikap keterlaluan
Buku-buku komik sangat populer di Jepang, dengan beberapa taokoh fiksi menjadi pesohor atau bahkan simbol seks. Sebaliknya, angka perkawinan semakin menurun karena banyak orang muda Jepang mengalami kesulitan menemukan pasangan hidup.
Taichi Takaashita meluncurkan petisi online yang bertujuan menghimpuan sejuta tanda tangan untuk diajukan kepada pemerintah agar membuat undang-undang tentang pernikahan dengan tokoh-tokoh kartun. Dalam sepekan dia telah berhasil mengumpulkan lebih dari 1.000 tanda tangan melalui internet.
"Saya tidak lagi tertarik pada tiga dimensi. Saya bahkan akan menjadi penduduk dunia dua dimensi," tulisnya, seperti dilansir AFP, Jumat (31/10). "Namun, itu tampaknya tak mungkin terwujud dengan teknologi saat ini. Karena itu, paling tidak, apakah suatu hal yang mungkin melegalisasi perkawinan dengan tokoh dua dimensi?"
Untuk menyelaraskan keinginannya menjadi dua dimensi, ia tidak memberikan rincian lengkap identitas dirinya sehingga orang tak mungkin menghubunginya untuk memberikan penjelasan jika kampanyenya serius atau hanya di bibir saja.
Namun, beberapa orang yang menandatangani petisi itu merupakan pengikutnya yang setia. "Sejak lama saya hanya bisa jatuh cinta kepada orang dua dimensi dan saat ini saya telah memiliki seorang yang betul-betul saya cintai," tulis salah seorang dari mereka. "Bahkan, sekalipun dia fiksional, dia masih bisa mencintai seseorang. Saya ingin mendapatkan persetujuan resmi bagi sistem ini dengan cara apa pun," tulis orang itu.
Bersikap keterlaluan
Para penggemar buku komik Jepang atau manga kadang-kadang memang bertindak keterlaluan. Pada awal bulan ini seorang wanita yang ketagihan manga menyampaikan pesan online untuk membunuh orangtuanya lantaran telah meminta si pecandu berat manga itu agar membuang buku-buku komiknya yang memenuhi tiga ruangan rumahnya.
Perdana Menteri Taro Aso juga penggemar berat manga. Belum lama ini dia mengeluh bahwa dirinya terlalu sibuk sehingga tak dapat membaca buku komik sejak menjadi perdana menteri. (kompas)
0 komentar :
Posting Komentar