08 Oktober 2008

Kawat di Perut Noor Tambah

Munculnya berita yang menyebutkan bahwa Noorsyaidah mulai sembuh dari penyakitnya, dibantah sendiri oleh penderita penyakit langka itu.

Perempuan yang karena penyakitnya dijuluki oleh media sebagai `manusia kawat` itu, juga membantah berita bahwa dirinya akan segera operasi untuk mencabut kawat-kawat yang bermunculan tegak dari dalam perut dan dadanya.

“Informasi itu tidak tepat,” ucap Noor, 40, dengan tersenyum saat ditemui di rumahnya di kawasan Bukit Pelangi, Teluk Lingga, Kecamatan Sangatta Utara, Kutai Timur –sekitar 4-5 jam perjalanan darat dari Samarinda (ibukota Kalimantan Timur).

Malahan, imbuh Noor, bukannya hilang, kawat-kawat justru semakin bermunculan, dan dia perkirakan mencapai 45 buah yang menancap di tubuhnya. Sebelumnya, pernah diberitakan bahwa jumlah kawat yang bermunculan dari dalam perut dan dada Noor sekitar 21 biji.

Noor bercerita, selama bulan puasa silam, dirinya memang sering mendapat mimpi aneh, dan mungkin cerita tentang mimpinya itu yang diberitakan keliru oleh media.

Dalam mimpi tersebut, ungkap Noor, dirinya seperti tidur di atas awan, di antara bintang-gemintang, dan seluruh kawat-kawat yang memenuhi perut dan dadanya hilang. Mimpi seperti itu terjadi berulang-ulang hampir setiap malam.

"Memang, saya merasakan Ramadan baru-baru ini sebagai berkah, hampir tiap malam saya mimpi tidur di atas awan dan seluruh kawat-kawat ini hilang. Tapi saat bangun, saya baru sadar kalau itu cuma mimpi. Cuma saya tetap sujud syukur, sungguh ini sudah merupakan nikmat Allah yang sangat besar," tutur dia..

Lilis, adik angkat Noor, juga mengungkapkan media mungkin hanya memberitakan keadaan kakaknya dalam mimpi itu, serta harapan untuk terbebas dari penyakitnya sebagaimana dalam mimpi tersebut.

“Ya mungkin cerita kakak saya itu ditangkap berbeda oleh media. Memang kawat-kawat itu ada yang telah berjatuhan sendiri dari tubuhnya tapi kemudian muncul lagi yang baru,” kata Lilis saat dihubungi Surya di nomor telepon Noorsyaidah, Selasa (7/10) malam. Selama ini, Noor tinggal di rumah keluarga bersama adiknya itu di Sangatta Utara.

Lilis juga menegaskan, Noor belum akan berobat ke rumah sakit dalam waktu dekat, meski banyak pihak yang datang ke rumahnya untuk menawarkan bantuan hingga kemarin. Hanya saja, pengobatan alternatif masih akan tetap dijalani Noor.

Beberapa hari ini muncul berita di televisi nasional bahwa Noor mulai sembuh dari penyakitnya karena kawat-kawat telah lepas dari tubuhnya. Juga diberitakan Noor akan menjalani pengobatan di rumah sakit di Samarinda atau di Bontang, Kaltim.

Untuk diketahui, Noorsyaidah menderita penyakit aneh berupa munculnya kawat-kawat, yang umumnya runcing dan berkarat, di sekitar perut dan dadanya. Kawat-kawat tegak sepanjang 10 hingga 20 cm itu, biasanya muncul dan kemudian mrothol (lepas) dengan sendirinya. Namun, setelah itu, keluar kawat-kawat baru.

Kawat-kawat tersebut tak lagi coba dicabutnya. Sebab, jangankan dicabut, gerak sedikit saja kawat-kawat itu akibat tersentuh, Noor sudah merasakan nyeri sekali.

Perempuan lajang berusia 40 tahun ini mengaku mengalami penyakit aneh tersebut sejak 1991. Sempat pada tahun 2002, kawat-kawat itu menghilang dari tubuhnya. Tapi sejak akhir tahun 2007 lalu, penyakit itu datang lagi dan hingga kini kawat-kawat tetap bertahan di perutnya.

Pengasuh Majelis Taklim Annisa dan guru TK Tunas Bangsa di Bukit Pelangi, Sangatta Timur ini sudah berulangkali mengupayakan kesembuhan secara medis, namun belum pernah berhasil. Saat di-rontgen, di dalam perut Noor tampak belasan batang kawat yang bergerak dan berpindah-pindah posisi. Hal ini membuat kalangan dokter keheranan dan hingga kini belum bisa memberi jawaban pasti tentang jenis penyakit Noor.

Upaya penyembuhan secara alternatif (non-medis) juga belum memberi kesembuhan permanen.

Kini sarjana lulusan FISIP Universitas Mulawarman (Samarinda) itu lebih memilih pasrah saja dan makin banyak mendekatkan diri pada Tuhan. Ia tak mau larut dalam keluh-kesah apalagi sampai putus asa.

Uniknya, meski tidak putus harapan untuk sembuh, Noor mengaku kini dirinya tidak lagi berdoa secara khusus untuk sembuh. Lalu apa yang diharapkan Noor?

Dengan lugas ia menuturkan bahwa saat ini dia hanya ingin Tuhan memberikan hal terbaik baginya. Kesembuhan, lanjut Noor, tidak bermakna jika pada akhirnya hanya menimbulkan fitnah atau akibat buruk bagi dirinya, keluarga, masyarakat, dan terutama agama Islam yang dianutnya.

"Kalau ditanya apakah saya mau sembuh, ya tentu saya mau. Tapi saya kini tidak pernah berdoa secara khusus untuk sembuh. Saya juga tak ingin orang repot-repot datang ke rumah saya hanya untuk mendoakan kesembuhan saya. Saya cuma selalu berdoa untuk meminta yang terbaik dari Allah. Kalau jalannya adalah sembuh saya bersyukur, tapi kalau harus tetap begini, saya ikhlas. Makanya, doa yang saya harapkan dari orang-orang adalah supaya saya diberi yang terbaik oleh Allah," tuturnya.

Kendati demikian, Noor menegaskan bahwa prinsip itu tak lantas membuatnya menolak tawaran berobat. Saat ini Pemkab Kutai Timur telah menawarkan untuk menfasilitasinya berobat ke rumah sakit manapun, baik di dalam maupun luar negeri, dengan biaya ditanggung.

Noor mengaku belum bisa mengambil keputusan. Ia merasa masih punya tanggung jawab moral terhadap kelanjutan Majelis Taklim Annisa dan TK Tunas Bangsa yang telah lama dibinanya, sehingga belum tega untuk pergi jauh dari Sangatta dalam waktu lama

"Saya tidak ingin pengajian dan TK saya itu macet gara-gara ditinggal berobat. Sebelumnya. saat pernah lama saya tinggal, anak-anak jadi terabaikan, kasihan mereka," ucap Noor

Sumber: Surya.co.id

0 komentar :

Tulisan Terkait: