Meskipun tongkrongannya terbilang 'macho' dan 'tampan' untuk makhluk sebangsanya, namun Polo yang bertinggi 183 sentimeter, berambut hitam legam, jago dalam dua bahasa, dan berperangai apik, itu masih ngejomblo selama delapan tahun.
"Kami sudah menulis permohonan ke segenap kebun binatang besar di dunia. Kami sudah melakukan berbagai usaha yang kami bisa," kata Vijay Ranjan Singh, direktur kebun binatang di Mysore, kota di selatan India, sekitar 845 kilometer sebelah tenggara Mumbai.
Polo, yang dikirimkan ke Mysore dari Dublin, Irlandia pada 1995, sudah membujang sejak 2000 lalu ketika pasangannya, Sumathi yang berusia 46 tahun, meninggal dunia.
Singh mengatakan, disebabkan gorila dianggap sebagai bintang berisiko tinggi, banyak kebun binatang lain yang enggan memberikan teman bagi si macho Polo.
Bukannya tak cinta, namun Kebun Binatang Mysore tak mau mengirimkan dia ke luar negeri dalam rangka mencari jodoh, lantaran Polo merupakan satu-satunya gorila yang masih dimiliki India. Lagipula, Polo dibutuhkan untuk program pengembangan hewan langka di negeri itu.
Khawatir kegagalan dalam menemukan jodoh dapat mengakibatkan gangguan psikologis pada Polo, para pawangnya memutuskan untuk mengambil satu usaha terakhir. "Dia butuh pengayaan psikologis dan emosional yang tak dapat kami sediakan," kata Singh di ujung telepon dari Mysore kepada situs Metro.co.uk, Kamis (23/10).
Polo berasal dari dataran rendah di rimba belantara di kawasan Afrika. Gorila berpunggung perak itu merupakan tipe pejantan dominan yang lazim hidup berkelompok di alam liar.
"Dia sedang gundah. Beberapa hal yang membuatnya santai adalah ketika mandi dan menemukan makanan yang disembunyikan oleh pawangnya dalam balok-balok es di rumpun bambu untuk tetap membuatnya bergairah dalam hidup," kata Singh.
Bagi gorila betina yang berminat, Singh setengah berpromosi mengatakan, Polo makhluk yang baik, dan dapat bereaksi dalam dua bahasa lokal, Kanada dan Inggris.
Sumber: Tempointeraktif
Polo, yang dikirimkan ke Mysore dari Dublin, Irlandia pada 1995, sudah membujang sejak 2000 lalu ketika pasangannya, Sumathi yang berusia 46 tahun, meninggal dunia.
Singh mengatakan, disebabkan gorila dianggap sebagai bintang berisiko tinggi, banyak kebun binatang lain yang enggan memberikan teman bagi si macho Polo.
Bukannya tak cinta, namun Kebun Binatang Mysore tak mau mengirimkan dia ke luar negeri dalam rangka mencari jodoh, lantaran Polo merupakan satu-satunya gorila yang masih dimiliki India. Lagipula, Polo dibutuhkan untuk program pengembangan hewan langka di negeri itu.
Khawatir kegagalan dalam menemukan jodoh dapat mengakibatkan gangguan psikologis pada Polo, para pawangnya memutuskan untuk mengambil satu usaha terakhir. "Dia butuh pengayaan psikologis dan emosional yang tak dapat kami sediakan," kata Singh di ujung telepon dari Mysore kepada situs Metro.co.uk, Kamis (23/10).
Polo berasal dari dataran rendah di rimba belantara di kawasan Afrika. Gorila berpunggung perak itu merupakan tipe pejantan dominan yang lazim hidup berkelompok di alam liar.
"Dia sedang gundah. Beberapa hal yang membuatnya santai adalah ketika mandi dan menemukan makanan yang disembunyikan oleh pawangnya dalam balok-balok es di rumpun bambu untuk tetap membuatnya bergairah dalam hidup," kata Singh.
Bagi gorila betina yang berminat, Singh setengah berpromosi mengatakan, Polo makhluk yang baik, dan dapat bereaksi dalam dua bahasa lokal, Kanada dan Inggris.
Sumber: Tempointeraktif
0 komentar :
Posting Komentar