08 Oktober 2008

China Tutupi Korban Terbaru Susu Maut

Pemerintah China kemarin menolak mengungkapkan jumlah terbaru bayi yang menjadi korban susu bermelamin.

Sikap itu tidak sesuai dengan upaya China memulihkan kepercayaan rakyat dan dunia internasional terhadap produk susu dari Negeri Tirai Bambu itu. Departemen Kesehatan China memiliki data statistik terbaru yang menunjukkan jumlah bayi yang terkena dampak susu beracun itu.

Namun, mereka belum menyampaikan data itu kepada publik. "Kita tidak menyampaikan data itu karena bayi yang terkena dampak susu bermelamin itu tidak mengidap penyakit menular. Dengan demikian, kita tidak wajib mengumumkan data terbaru itu," kata Juru Bicara Departemen Kesehatan China yang menolak disebutkan namanya.

Sebelumnya, Pemerintah China menyebutkan 54.000 bayi terkena dampak susu bermelamin dan empat bayi meninggal. Sejak kasus melamin terungkap, dunia internasional pun merespons dengan menarik produk susu asal China.

Krisis susu maut itu membuat pemerintah dan perusahaan-perusahaan rugi miliaran dolar. Selain itu, skandal itu juga merugikan jutaan manusia. Sampai saat ini, belum ada pejabat Pemerintah China yang menyampaikan berapa besar nilai kerugian akibat susu beracun itu.

Menurut Lao Bing, analis dari Konsultan Mental Marketing Dairy, perusahaan-perusahaan susu yang terkontaminasi melamin mengalami penurun penjualan mencapai 60-70 persen pada bulan lalu jika dibandingkan pada bulan yang sama tahun lalu.

Lao mengatakan, penjualan susu tahun ini diprediksi akan menurun mencapai 20 persen dibandingkan tahun lalu dengan angka total USD23,5 miliar.Penjualan susu total di China diperkirakan akan menurun mencapai USD4,7 miliar.

"Padahal, sebelumnya diperkirakan industri susu akan mengalami pertumbuhan 20 persen, tetapi dengan skandal melamin, target itu tidak mungkin tercapai," katanya. Sedangkan menurut analis dari Konsultan Agrobisnis Orient, Chen Lianfang, sekitar tiga juta pekerja terkait langsung dengan bisnis susu.

Padahal, 80 persen produksi susu China terkena dampak langsung dari krisis itu, terutama pengusaha kalangan menengah bawah. Menurut Bram Wouters, pemimpin proyek peningkatan kualitas susu China, buruknya sistem pengawasan produk susu menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Dampak yang paling terasa ke depan menurut dia adalah masyarakat China dan dunia akan semakin hati-hati saat mengonsumsi produk susu.

Sumber: Okezone

0 komentar :

Tulisan Terkait: