12 Oktober 2008

1 Dari 15.000 Orang Berkelamin Rancu

Kasus pasien kerancuan genital atau kelamin di Rumah Sakit Umum Pusat dr Kariadi Semarang cenderung meningkat setiap tahunnya. Sejak tahun 1991 hingga kini sudah ada 463 pasien kerancuan genital yang ditangani Rumah Sakit Dr Kariadi, sekitar 200 pasien di antaranya mendapat penanganan lengkap, dari pengobatan hingga operasi.

”Banyak orang yang kurang peduli terhadap kelainan genital,” kata Ketua Tim Kerancuan Genital Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi Semarang, Sultana, Jumat (10/10).

Direktur Utama RSUP dr Kariadi, Budi Riyanto, mengatakan, kerancuan genital (ambiguous genitalia) dan kelamin ganda (hypospadia) termasuk kasus yang sulit, tetapi masih kurang mendapat perhatian masyarakat.

”Kami sudah mulai melakukan operasi penyesuaian kelamin tahun 1979, tetapi di masyarakat masalah semacam ini cenderung diabaikan,” kata Budi Riyanto.

Selama ini, menurut Budi, individu yang mengalami kerancuan seksual justru tersisihkan dari masyarakat. Padahal penderita kerancuan kelamin sangat tertekan dengan kondisinya. Penderita terperangkap dalam tubuh yang tidak sesuai dengan kondisi psikologisnya.

SEMARANG, KOMPAS - Kasus pasien kerancuan genital atau kelamin di Rumah Sakit Umum Pusat dr Kariadi Semarang cenderung meningkat setiap tahunnya. Sejak tahun 1991 hingga kini sudah ada 463 pasien kerancuan genital yang ditangani Rumah Sakit Dr Kariadi, sekitar 200 pasien di antaranya mendapat penanganan lengkap, dari pengobatan hingga operasi.

”Banyak orang yang kurang peduli terhadap kelainan genital,” kata Ketua Tim Kerancuan Genital Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi Semarang, Sultana, Jumat (10/10).

Direktur Utama RSUP dr Kariadi, Budi Riyanto, mengatakan, kerancuan genital (ambiguous genitalia) dan kelamin ganda (hypospadia) termasuk kasus yang sulit, tetapi masih kurang mendapat perhatian masyarakat.

”Kami sudah mulai melakukan operasi penyesuaian kelamin tahun 1979, tetapi di masyarakat masalah semacam ini cenderung diabaikan,” kata Budi Riyanto.

Selama ini, menurut Budi, individu yang mengalami kerancuan seksual justru tersisihkan dari masyarakat. Padahal penderita kerancuan kelamin sangat tertekan dengan kondisinya. Penderita terperangkap dalam tubuh yang tidak sesuai dengan kondisi psikologisnya.

Diperkirakan ada satu penderita kerancuan kelamin di dunia dalam setiap 15.000 orang. Kerancuan kelamin, misalnya, seseorang memiliki kelamin eksternal laki-laki, padahal secara internal memiliki organ seks perempuan, atau sebaliknya. Ada juga kasus hermaprodit, atau berkelamin ganda.

Oleh karena itu, RS dr Kariadi bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) Semarang dan Erasmus Medical Centre Rotterdam, Belanda, akan menyelenggarakan ”Seminar and Workshop Ambiguous Genitalia and Hypospadia” tanggal 17-19 Oktober 2008. (UTI)

Kerancuan kelamin, misalnya, seseorang memiliki kelamin eksternal laki-laki, padahal secara internal memiliki organ seks perempuan, atau sebaliknya. Ada juga kasus hermaprodit, atau berkelamin ganda.

Oleh karena itu, RS dr Kariadi bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) Semarang dan Erasmus Medical Centre Rotterdam, Belanda, akan menyelenggarakan ”Seminar and Workshop Ambiguous Genitalia and Hypospadia” tanggal 17-19 Oktober 2008.

Sumber: Kompas

0 komentar :

Tulisan Terkait: