01 Oktober 2008

Sejarah Coklat yang Lezat

Apakah anak-anak tidak akan bangkit selera makannya dengan secangkir coklat panas di sore hari atau sepotong coklat disela-sela makanannya? Atau akan seperti apakah kue coklat tanpa kilau lapisan coklat tua di atasnya?Nuansa sedikit rasa pahit dan manfaat biji coklat telah membuatnya menjadi bahan baku tetap dalam masakan Eropa. Bijinya, dengan rasa yang tak terbandingkan, telah menaklukkan toko-toko pastry, gula-gula, dan permen coklat di seluruh dunia. Tujuan saya adalah membawa Anda, meninjau secara sekilas sejarah panjang kokoa.

Sebuah tradisi sejak 1.500 Sebelum Masehi
Suku Olmeks, yang menetap di dataran rendah Meksiko, adalah orang pertama yang menggunakan biji coklat. Bagaimana mereka mengolah biji-bijian itu dan membuatnya menjadi coklat atau minuman coklat selamanya akan tetap menjadi misteri, karena tidak ada peninggalan arkeologi atau cerita dari mulut ke mulut yang ditemukan.

Tetapi satu hal yang bisa diyakini – bahasa mereka dari 1.000 tahun SM mengandung kata ‘cacao’ (dengan ejaan yang berbeda dari cocoa/kokoa modern kita), yang aslinya diucapkan ‘kakawa’. Dapat diasumsikan bahwa perdagangan mereka dengan bangsa tetangga telah membawa barang dagangan yang bersentuhan dengan kokoa.

Bangsa Maya mengonsumsi coklat dari 300 tahun SM, tetapi awalnya dalam bentuk cairan. Mereka sering menambahkan bumbu seperti cabai dan meminumnya tanpa gula. Yang banyak disukai adalah busanya yang mencapai bibir wadahnya ketika minuman dituang dari wadah satu ke wadah yang lain.

Mengonsumsi coklat selama kekuasaan bangsa Aztec adalah sebuah hak istimewa untuk kaum bangsawan. Coklat sangat berharga dalam budaya Aztec yang juga digunakan sebagai alat pembayaran. Seekor kalkun, misalnya, senilai 200 biji coklat, dan pada tahun 1200, satu biji coklat dibeli dengan sebiji tomat besar.

Tanah untuk tanaman coklat sangat dicari di zaman Ahuizolts penguasa Aztec (1486–1502), menaklukkan wilayah Xoconocho–sebuah wilayah antara Meksiko dan Guatemala, sepanjang lautan Pasifik, untuk menjamin produksi coklat.

Bagaimana kokoa menaklukkan Eropa
Menyusul penaklukan Spanyol terhadap Eropa pada 1500-an, apresiasi para penyerbu terhadap kokoa berkurang. Rasa pahit biji-bijian itu benar-benar menyingkirkan mereka, sebegitu ‘tidak bisa dinikmatinya’ kokoa itu sampai-sampai pada 1575 seorang Italia bernama Benzoni menamakan coklat, ”sebuah minuman yang lebih cocok untuk babi ketimbang untuk manusia.”

Tetapi banyak makanan spesifik Amerika Selatan diperlakukan dengan anggapan yang sama, jagung adalah satu diantaranya. Hanya ketika orang-orang Spanyol telah berasimilasi dengan budaya lokal, dua kebudayaan tersebut kemudian menemukan makanan yang ‘pas’.

Orang–orang Spanyol minum coklat panas seperti bangsa Maya, bukan hangat-hangat kuku atau dingin, seperti suku Aztec. Banyak rempah-rempah setempat digantikan dengan rempah lain yang dibawa oleh orang Spanyol, seperti merica.

Paling menonjol dalam mengonsumsi coklat datang dari orang-orang Spanyol, yang mempermanis minuman coklat itu dengan gula tebu. Awalnya orang Eropa menolak rasa pahit dari campuran coklat tradisional Maya dan Aztec.

Pengapalan coklat pertama sampai di Spanyol pada 1585, tetapi tidak sampai seabad kemudian konsumsi coklat mengambil kedudukan utama di Eropa. Bahkan kemudian konsumsi coklat dipertahankan untuk kaum bangsawan, dan bagi komunitas warga yang secara ekonomi mampu.

Coklat hampir menjadi minuman nasional Spanyol pada 1585 dimana sekarang coklat panas bahkan merupakan bagian dari sarapan klasik. Para pendeta Jesuit telah banyak melakukan penyebaran konsumsi coklat. Mereka memiliki biara di seluruh Eropa dan memiliki sistem perdagangan yang terorganisir dengan baik di seluruh benua.

Minuman atau makanan?
Gereja para bangsawan di lingkungan orang Katholik dengan sengaja mempertimbangkan apakah coklat itu sebuah minuman atau makanan – pertimbangan yang berkaitan dengan pantangan puasa – dan pertimbangan jikalau mengonsumsinya akan melanggar hukum.

Menurut perdagangan orang Jesuit yang maju dalam komoditas ini, coklat adalah sebuah minuman, yang artinya untuk diminum, dan bukan suatu makanan. Sementara pihak yang berlawanan berargumentasi bahwa coklat adalah cara yang terlalu bernutrisi jika dianggap sebagai minuman.

Paus memutuskan dalam suratnya sebagai beverage camp, –wisata minuman, sehingga mengonsumsi coklat tidak melanggar hukum berpuasa.

Keuntungan kesehatan
Dokter gigi Anda mungkin tidak akan merespon secara positif ketika ditanya apakah mengonsumsi coklat itu menyehatkan. Karena kandungan gulanya tinggi, permen coklat batangan mengandung energi tinggi, dan mengonsumsinya secara berlebihan dapat mengakibatkan kelebihan berat badan dan meningkatkan kerusakan gigi.

Tetapi kandungan theobromine (senyawa alkaloid yang bersifat stimulan ringan) dan kafein dalam coklat merangsang sistem syaraf pusat dan pembuluh darah. Ini yang menyebabkan coklat mempunyai kemampuan menghilangkan keletihan dan kelelahan, mendorong produksi enzim sistem pencernaan, dan memperlancar saluran kencing.

Dua zat lain yang dikandung coklat—anadamid dan phenylehtylamin, yang juga ada dalam ganja dan morpin–mempengaruhi pusat otak yang berhubungan dengan perasaan kesenangan. Tidak ada alasan untuk kuatir kecanduan, karena jumlah zat ini sangat sedikit untuk menyebabkan euforia (perasaan senang dan bahagia yang berlebihan).

Banyak studi telah menunjukkan bahwa mengonsumsi coklat dapat menurunkan kolesterol bahkan melepaskan kaitan antara kolesterol baik dan buruk (LDL and HDL) terutama HDL.

Prosentase coklat dalam coklat batangan semakin tinggi, pengaruhnya semakin besar, karena itu coklat hitam (dark chocolate ) merupakan pilihan yang lebih baik (coklat hitam juga merupakan antioksidan yang hebat)

Saya pikir kita semua cukup tahu bagaimana cara makan atau minum coklat, saya tidak akan memberi banyak resep kecuali menampilkan sajian klasik, yang pada jaman “instan adalah segalanya” akan sangat mudah diabaikan atau dilupakan.

Sumber: erabaru.or.id

0 komentar :

Tulisan Terkait: