11 September 2008

Kisah Idzam yang Pernah Berkelamin Ganda

Setahun lalu Idzam Alfarisi (7) kerap menangis usai bermain bola bersama teman sebayanya, di Desa Sukorejo Kecamatan Kebomas Gresik. Anak bungsu pasangan Asfian (45) dan Ny Kayati (42) ini tak kuat menerima olok-olok teman-temannya.

Bagaimana tidak, saat semua teman laki-lakinya pipis dengan menunjukkan “burung” yang sempurna, Idzam tidak. Air kencingnya keluar lewat dua lubang. Satu dari penis, satunya keluar dari lubang yang menyerupai vagina. “Kini Idzam berani pipis di depan teman sebayanya,” tutur Kayati, mengawali kisah tentang anaknya tersebut, saat Surya datang ke rumahnya, Selasa (9/9) sore.

Kini Idzam, lebih pede menunjukkan kelaki-lakiannya itu. Setahun lalu, Idzam sudah menjalani operasi di RSU Dr Soetomo Surabaya. Sayangnya Kayati mengaku lupa hari dan bulan apa, anaknya tersebut menjalani operasi. “ Pokoknya kalau dihitung sekarang sudah hampir setahun,” tambah Asfian, ayah Idzam.

Apakah ada yang berubah pada perilaku Idzam pascaoperasi? Kayati tegas menggelengkan kepala. Kendati pernah mempunyai dua alat kelamin, namun sejak lahir bocah itu bersikap seperti lelaki tulen. Kayati menyebut aktivitas sehari-hari anaknya seperti main bola. “Jadi setelah dioperasi, ya laki-laki. Sejak dulu tidak pernah misalnya main boneka layaknya anak perempuan, “ kata Kayati.

Karena itulah, saat Idzam masih berusia 6 tahun, Ny Kayati getol mengadukan nasib putra bungsunya itu ke sejumlah pihak. Bahkan menjelang operasi, Idzam juga sempat dikunjungi Ketua PKK Kabupaten Gresik, Ny Hj Armiatun, istri Bupati Gresik KH Robbach Ma'sum. Saat itu Armiatun berharap Idzam bisa kembali normal layaknya anak laki-laki.

Benar saja, usai dioperasi, rasa percaya diri Idzam sebagai bocah laki-laki terdongkrak. Main bolanya pun semakin sering. Bahkan, bocah itu mulai bergaul dengan lawan jenis. Kayati menunjukkan seuntai kalung perak yang menghiasi leher putranya. “Ini katanya diberi teman perempuan di sekolahnya,“ kata Ny Kayati.

Namun sayang, tampaknya penis Idzam sedikit berubah pasca oerasi. Ny Kayati menyebut, saat pipis, penis anaknya itu tidak sekeras ketika dulu sebelum dioperasi. Meski begitu, air pipis Idzam tetap keluar dengan deras. “Apa nanti terus begini ya saat dewasa, “ tanya Asfian.

Ny Kayati sendiri mengaku tidak pernah berkonsultasi masalah tersebut ke RSU Dr Soetomo. Maklum untuk makan sehari-hari saja, keluarga miskin ini hanya mengandalkan tenaga Asfian sebagai nelayan gurem di sungai tak jauh dari desa mereka. Selain biaya, Ny Kayati menyatakan bisa jadi hal itu karena Idzam belum akil balik.

“Mungkin akan berubah kalau dia sudah dewasa, “ kata Ny Kayati.

Kendati begitu rasa galau belum terusir dari pasangan ini. Setahun belakangan, anaknya mudah sakit. Setiap hari, Idzam mengeluh kepalanya pusing. Menjelang tidur, Idzam yang kini duduk di bangku kelas 1 sebuah MI di desanya, minta dipijit.

“Kalau ndak dipijit, tidak bisa tidur,“ kata sang ayah.

Namun kebahagiaan mereka tetap lebih besar dibandingkan sebelum operasi. Kini tidak ada lagi rengekan Idzam yang sakit hati karena dianggap perempuan dan tidak pantas bermain dengan sesama laki-laki. Besar harapan mereka, Idzam tumbuh sebagia pria dewasa tulen. Kayati dan Asfian tetap bersyukur dengan Idzam yang sekarang.

Menurut dr Agus Harianto SpA(K), dokter di RSU Dr Soetomo yang pernah terlibat dalam operasi Idzam, mengatakan bocah itu mengalami ketidakjelasan jenis kelamin, atau Ambiguous Genitalia atau Sex Ambiguity.

“Kasus ini sudah cukup lama, untuk lebih detailnya kami harus membuka file lagi. Yang pasti, untuk penangannya, perlu beberapa dokter dari spesialis lain selain dokter anak, seperti bedah urologi dan genetika medis, salah satunya dengan dr Ni Wayan Tirthaningsih MS,” jelas dr Agus.

Menurut catatan Agus, Idzam menjalani operasi pada Maret 2007. Dalam operasi itu, alat kelamin perempuan Idzam yang ada di bagian bawah testis dan penis dibuang. Di bawah kelamin laki-lakinya itu, Idzam memiliki lubang klitoris. Bersama lubang penis, lubang klitoris itu juga ikut mengeluarkan air kencing setiap dia buang air kecil.

Menurut Agus, kasus ketidakjelasan jenis kelamin ini disebabkan pembelahan sel yang abnormal. Kelainan ini bisa ditemukan sejak lahir atau saat proses tumbuh kembang hingga dewasa.

Dr Ni Wayan sendiri ketika dihubungi mengaku masih sibuk dan memerlukan waktu untuk membuka file lagi. Karena kasus seperti Idzam, sudah beberapa kali ditangani di RSU Dr Soetomo. “Salah satunya pada bayi kembar siam ke 32, asal Pandaan, yang dari hasil pemeriksaan sek kromosomnya, menyebutkan kedua bayi adalah perempuan atau 46 xx,” jelasnya.

Sumber: www.kompas.com

0 komentar :

Tulisan Terkait: