Seorang guru yang mengajar mata pelajaran biologi dan bahasa Indonesia di sebuah pondok pesantren di Banjarbaru, Kalsel, ditangkap polisi. Hariyanto dilaporkan warga setempat karena telah memerkosa Bunga (nama samaran) yang tidak lain adalah muridnya sendiri.Peristiwa memalukan dan mencoreng nama baik profesi ustadz dan ponpes di Kecamatan Sambung Makmur, Banjarbaru, Kalsel, tersebut dilakukan Hariyanto di asrama kompleks pesantren, Selasa (12/8) sekitar pukul 12.30 Wita.
Siang itu, selesai mengikuti pelajaran di sekolahnya, Bunga yang merupakan santri kelas III Madrasah Aliyah kebetulan berada di dekat asrama guru dan mengobrol dengan seorang guru di dekat kamar Hariyanto.
Karena sudah lama menaruh hati dan mengaku berpacaran dengan korban, niat jahat Hariyanto pun muncul saat mengetahui korban yang telah ditunangkan dengan orang lain itu berada di dekat kamar tidurnya.
Ketika guru yang mengobrol dengan Bunga masuk ruangan, Hariyanto langsung menarik tangan korban dan menggiringnya masuk ke kamarnya. Di dalam kamar itulah Hariyanto melampiaskan nafsunya dengan memaksa Bunga melayaninya. Meski sekuat tenaga meronta dan melawan, Bunga tak mampu mempertahankan kegadisannya yang direnggut secara paksa oleh gurunya sendiri.
Tak terima dengan perlakuan gurunya itu, keluarga Bunga melaporkan Hariyanto ke Mapolsek Sambung Makmur. Sore itu juga, pelaku ditangkap saat sedang menonton pertandingan bola voli di kecamatan setempat.
Persoalan belum berakhir sampai di situ. Saat pelaku diamankan di Mapolsek setempat, keluarga korban yang geram bermaksud membuat perhitungan. Melihat kondisi tersebut, Mapolsek setempat terpaksa menitipkan Hariyanto ke Mapolres Banjar. Sekitar pukul 01.00, Rabu (13/8) dini hari, Satreskrim Polres Banjar berangkat ke mapolsek untuk menjemput pelaku dan mengamankan di Mapolres Banjar, Martapura.
Kapolres Banjar AKBP Iswahyudi yang dikonfirmasi melalui Kapolsek Sambung Makmur Ipda Eddy Rahmat, Jumat (15/8), membenarkan peristiwa itu. "Tersangka sebelumnya kita tahan di Mapolsek, tapi karena pertimbangan keamanan Hariyanto kita titipkan di Mapolres Banjar. Korban saat ini masih dalam kondisi syok," ujarnya.
Berdasarkan hasil visum, kata Iswahyudi, telah terjadi perkosaan terhadap korban.
Berharap Dinikahkan
Meski mengaku menyesal dengan perbuatannya, Hariyanto memiliki harapan, yakni dinikahkan dengan Bunga. Namun, prediksi lelaki kelahiran Banyuwangi yang baru sebulan menetap di Sambung Makmur itu seratus persen meleset. Keluarga Bunga justru melaporkan pelaku ke Mapolsek. Bukannya pelaminan yang didapat, tapi jeruji besi yang kini dinikmati pelaku.
"Menyesal Pak. Nyamannya sebentar, tapi saya harus mempertanggungjawabkan perbuatan saya selama bertahun-tahun," ujarnya saat ditemui di Mapolres Banjar, Jumat (15/8).
Kepada petugas, pelaku mengaku dirinya sudah lama memendam rasa suka kepada korban. Bahkan, lelaki yang sehari-harinya mengajar bahasa Indonesia dan biologi itu mengaku sudah pacaran dengan korban.
"Saya mengungkapkan rasa cinta saya sekitar setengah bulan lalu dan dia (Bunga) menerimanya. Tapi, sekitar seminggu lalu dia bertunangan dengan orang lain," katanya.
Kepala Hariyanto terus menunduk dan jemarinya sibuk memainkan karet berwarna merah seukuran pentol korek yang diambilnya di lantai.
Sumber: www.kompas.com
Siang itu, selesai mengikuti pelajaran di sekolahnya, Bunga yang merupakan santri kelas III Madrasah Aliyah kebetulan berada di dekat asrama guru dan mengobrol dengan seorang guru di dekat kamar Hariyanto.
Karena sudah lama menaruh hati dan mengaku berpacaran dengan korban, niat jahat Hariyanto pun muncul saat mengetahui korban yang telah ditunangkan dengan orang lain itu berada di dekat kamar tidurnya.
Ketika guru yang mengobrol dengan Bunga masuk ruangan, Hariyanto langsung menarik tangan korban dan menggiringnya masuk ke kamarnya. Di dalam kamar itulah Hariyanto melampiaskan nafsunya dengan memaksa Bunga melayaninya. Meski sekuat tenaga meronta dan melawan, Bunga tak mampu mempertahankan kegadisannya yang direnggut secara paksa oleh gurunya sendiri.
Tak terima dengan perlakuan gurunya itu, keluarga Bunga melaporkan Hariyanto ke Mapolsek Sambung Makmur. Sore itu juga, pelaku ditangkap saat sedang menonton pertandingan bola voli di kecamatan setempat.
Persoalan belum berakhir sampai di situ. Saat pelaku diamankan di Mapolsek setempat, keluarga korban yang geram bermaksud membuat perhitungan. Melihat kondisi tersebut, Mapolsek setempat terpaksa menitipkan Hariyanto ke Mapolres Banjar. Sekitar pukul 01.00, Rabu (13/8) dini hari, Satreskrim Polres Banjar berangkat ke mapolsek untuk menjemput pelaku dan mengamankan di Mapolres Banjar, Martapura.
Kapolres Banjar AKBP Iswahyudi yang dikonfirmasi melalui Kapolsek Sambung Makmur Ipda Eddy Rahmat, Jumat (15/8), membenarkan peristiwa itu. "Tersangka sebelumnya kita tahan di Mapolsek, tapi karena pertimbangan keamanan Hariyanto kita titipkan di Mapolres Banjar. Korban saat ini masih dalam kondisi syok," ujarnya.
Berdasarkan hasil visum, kata Iswahyudi, telah terjadi perkosaan terhadap korban.
Berharap Dinikahkan
Meski mengaku menyesal dengan perbuatannya, Hariyanto memiliki harapan, yakni dinikahkan dengan Bunga. Namun, prediksi lelaki kelahiran Banyuwangi yang baru sebulan menetap di Sambung Makmur itu seratus persen meleset. Keluarga Bunga justru melaporkan pelaku ke Mapolsek. Bukannya pelaminan yang didapat, tapi jeruji besi yang kini dinikmati pelaku.
"Menyesal Pak. Nyamannya sebentar, tapi saya harus mempertanggungjawabkan perbuatan saya selama bertahun-tahun," ujarnya saat ditemui di Mapolres Banjar, Jumat (15/8).
Kepada petugas, pelaku mengaku dirinya sudah lama memendam rasa suka kepada korban. Bahkan, lelaki yang sehari-harinya mengajar bahasa Indonesia dan biologi itu mengaku sudah pacaran dengan korban.
"Saya mengungkapkan rasa cinta saya sekitar setengah bulan lalu dan dia (Bunga) menerimanya. Tapi, sekitar seminggu lalu dia bertunangan dengan orang lain," katanya.
Kepala Hariyanto terus menunduk dan jemarinya sibuk memainkan karet berwarna merah seukuran pentol korek yang diambilnya di lantai.
Sumber: www.kompas.com
0 komentar :
Posting Komentar