09 Agustus 2008

Menjelajah Peradaban Pasemah di Bukitbarisan

Kebesaran kebudayaan Pasemah, yang berada di sepanjang Bukitbarisan, Sumatera, membuat para penjelajah di Palembang tergelitik. Mereka pun ingin membongkar kebudayaan yang pernah hidup 2 ribu tahun sebelum masehi itu.

Salah satunya tim Ekspedisi Rimba Candi yang beranggotakan 12 anggota pencinta alam Wiqwam Universitas Sriwijaya, Palembang. Bersama dua jurnalis yang sebelumnya memang dikenal sebagai aktivis pecinta alam, mereka mencoba melacak keberadaan artefak yang belum ditemukan.

"Kami sudah masuk ke dalam hutan. Kami lagi melacak keberadaan artefak yang belum ditemukan penjelajah sebelumnya. Kami yakin masih ada di kawasan ini," kata Sutrisman Dinah, yang dapat dihubungi detikcom, Jumat (08/08/2008) malam.

Sebenarnya tim ini berangkat dari Palembang sejak Kamis 7 Agustud pagi. Mereka akan masuk ke dalam hutan belantara yang berada di Bukitbarisan. "Ekspedisi ini bersifat eksploratif," kata Sutrisman.

Selain memetakan artefak yang tersebar di wilayah tersebut sebagai peninggalan kebudayaan Pasemah, mereka juga akan melakukan pengamatan flora dan fauna di kawasan tersebut.

Sebelum berangkat, Erwin, koordinator tim, mereka berencana mencapai titik tertinggi Bukit Barisan di kawasan yang berbatasan dengan wilayah Manna (Kabupaten Bengkulu Selatan), yakni puncak Gunung Rajamendara (sekitar 2.800 meter dpl) titik tertinggi kedua setelah Gunung Dempo (3.159 mdpl).

Menurut warga setempat, kata Erwin, ada perbukitan berbentuk stupa candi pada puncaknya di hulu Sungai Lematang. Namun peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional (Arkenas) almarhum Prof Teguh Asmar dan Prof Dr Haris Sukendar, salah satu pakar megalitik, pada tahun 1991 lalu menyimpulkan bahwa bukit yang dimaksud adalah perbukitan biasa. "Kita akan membuktikan dua pendapat itu," kata Erwin.

Sumber: www.detik.com

0 komentar :

Tulisan Terkait: