Pengorbanan teramat mahal dilalui Janos Baranyai. Atlet angkat besi Hungaria itu tersingkir dari cabang angkat berat Olimpiade XXIX di Beijing ketika tangan kanannya patah saat melakukan angkatan snatch seberat 148 kilogram di nomor 77 kilogram putra, Rabu (13/8). Baranyai, 24, yang menjadi satu-satunya duta Hungaria di cabang angkat berat itu, salah dalam mengambil posisi kuda-kuda saat mencoba mengangkat beban di angkatan snatch ketiga. Akibatnya, siku tangan kanannya patah dan tulangnya menonjol ke depan. Bahunya melintir karena tertimpa beban.
Video Kecelakaan Yang Menimpa Janos Baranyai
Mantan atlet judo itu seketika menjerit kesakitan saat palang beban menimpa bahunya. Siku kanannya mengeluarkan suara gemeretak. Ia langsung ambruk di atas matras.
Adegan mengerikan yang berlangsung sekitar lima detik itu mengagetkan para ofisial pertandingan, pelatih, dan manajer tim. Bahkan beberapa atlet angkat besi negara lain ikut menjerit.
Petugas medis didampingi tim pelatih Hungaria berlarian ke arah Baranyai. Atlet peringkat 33 dunia itu mendapat pertolongan pertama dan dibius sebelum dilarikan ke rumah sakit (RS) China-Japan Friendship. “Baranyai langsung kami bawa ke rumah sakit,” kata petugas teknik Federasi Angkat Berat Internasional (IWF), Rock Huh.
Tetapi Presiden IWF Hungaria, Tamas Feher membantah ada tulang Baranyai yang patah. “Ada dislokasi pada siku tangan kanannya, tetapi tulangnya tidak patah. Posisi tulang yang bergeser sudah dipulihkan, tetapi dia harus beristirahat cukup lama,” bantahnya.
Baranyai yang lahir di Oroszlany, merupakan penantang nomor satu di Grup A dan masih bersaing di Grup B kemarin. Ia melalui dua angkatan snatch pertama 140 kilogram dan 145 kilogram sebelum angkatan terakhir, 148 kilogram. Beban itu sebenarnya kurang menantang bagi atlet sekelas Baranyai, karena ia membidik pemecahan rekor lama, 173 kilogram.
Tetapi kuda-kuda saat melakukan angkatan snatch ikut menentukan. Di angkatan ini, palang beban semula harus diangkat sekaligus di atas kepala dan atlet berjongkok, kemudian bangkit. Tetapi siku Baranyai cedera saat ia masih dalam posisi jongkok.
“Tragedi yang dialaminya sangat menyakitkan. Kalau saja ada ligamen yang rusak, ia terancam absen selama beberapa bulan untuk memulihkan diri,” kata Benny Johansson, pengawas teknik pertandingan.
Menurutnya, cedera siku dan lutut sudah menjadi sesuatu yang wajar dalam olahraga angkat berat. “Tetapi angka cedera yang terjadi sangat kecil, dibandingkan dengan jumlah atletnya. Kita tidak membandingkan (tingginya angka cedera) seperti di cabang sepak bola,” tandasnya.
Adegan mengerikan yang berlangsung sekitar lima detik itu mengagetkan para ofisial pertandingan, pelatih, dan manajer tim. Bahkan beberapa atlet angkat besi negara lain ikut menjerit.
Petugas medis didampingi tim pelatih Hungaria berlarian ke arah Baranyai. Atlet peringkat 33 dunia itu mendapat pertolongan pertama dan dibius sebelum dilarikan ke rumah sakit (RS) China-Japan Friendship. “Baranyai langsung kami bawa ke rumah sakit,” kata petugas teknik Federasi Angkat Berat Internasional (IWF), Rock Huh.
Tetapi Presiden IWF Hungaria, Tamas Feher membantah ada tulang Baranyai yang patah. “Ada dislokasi pada siku tangan kanannya, tetapi tulangnya tidak patah. Posisi tulang yang bergeser sudah dipulihkan, tetapi dia harus beristirahat cukup lama,” bantahnya.
Baranyai yang lahir di Oroszlany, merupakan penantang nomor satu di Grup A dan masih bersaing di Grup B kemarin. Ia melalui dua angkatan snatch pertama 140 kilogram dan 145 kilogram sebelum angkatan terakhir, 148 kilogram. Beban itu sebenarnya kurang menantang bagi atlet sekelas Baranyai, karena ia membidik pemecahan rekor lama, 173 kilogram.
Tetapi kuda-kuda saat melakukan angkatan snatch ikut menentukan. Di angkatan ini, palang beban semula harus diangkat sekaligus di atas kepala dan atlet berjongkok, kemudian bangkit. Tetapi siku Baranyai cedera saat ia masih dalam posisi jongkok.
“Tragedi yang dialaminya sangat menyakitkan. Kalau saja ada ligamen yang rusak, ia terancam absen selama beberapa bulan untuk memulihkan diri,” kata Benny Johansson, pengawas teknik pertandingan.
Menurutnya, cedera siku dan lutut sudah menjadi sesuatu yang wajar dalam olahraga angkat berat. “Tetapi angka cedera yang terjadi sangat kecil, dibandingkan dengan jumlah atletnya. Kita tidak membandingkan (tingginya angka cedera) seperti di cabang sepak bola,” tandasnya.
0 komentar :
Posting Komentar