01 Agustus 2008

Hati-hati untuk Taxi Tarif Lama (Tarif Bawah)

Bagi yang sudah pernah mengalami lewatkan saja ini hanya memberi informasi bagi temen2 yang menggunakan layanan taxi yang bertuliskan tariff lama atau tariff bawah.

Kejadian ini kemarin kebetulan saya baru pulang dari Pekanbaru sehabis visit project di Chevron Pacific Indonesia (CPI) Duri. Seumur-umur memang baru perjalanan saya kemarin yang paling menjengkelkan.

Awalnya delay pesawat Garuda yang saya tumpangi dimana seharusnya terbang jam 13.50 ditunda ke jam 14.30 tanpa pemberitahuan sebelumnya. Dimana kita ketahui pesawat yang bisa dipegang schedule penerbanganya hanya Garuda yang jarang sekali mundur schedule.

Saya tiba di bandara Sukarno Hatta tepat pukul 16.00 dan langsung menuju halte Damri tujuan pasar minggu. Sekitar jam 16.30 saya naik Damri dan masih dapat tempat duduk, karena sudah penuh dan ada beberapa orang yang sudah berdiri maka bis tersebut langsung berangkat tanpa mutar lagi ke terminal 1.

Pada awal perjalanan tidak ada tanda-tanda sama sekali tetapi tanpa diduga di tol pas didepan Kartika Chandra (Peanet Holywood) bis tersebut mengalami kerusakan alias mogok.

Setelah berapa lama dikutak-katik oleh sopir dan kerneknya tetapi tidak kunjung beres, akhirnya penumpang meminta agar diderek saja sampai pintu tol karena tidak bisa keluar untuk cari transport lain. Akhirnya diderek oleh Derek tol sampai pancoran dan seluruh penumpang turun untuk mencari transport lain, dengan rasa tanpa berdosa sopir dan kernek tidak mengucapkan kata maaf dan ongkos yang sudah mereka tarikpun sama sekali tidak dikembalikan ke penumpang.

Saya putuskan naik taxi dari pancoran dan kebetulan ada seorang cewek yang arah tujuan kami sama, saya ajak ikut bareng karena kasihan melihat bawaannya yang lumayan banyak.

Biasanya kalo pakai jasa taxi saya pakai blue bird group, tapi setelah saya tunggu sekian lama tidak ada yang datang sementara hari sudah semakin gelap kebetulan ada taxi yang kosong lewat akhirnya saya stop dan kami berdua naik. Taxi tersebut adalah “Dian Taxi” dan di kaca depan tertulis “Tarif Lama” tapi sebagian sudah agak kabur hurufnya.

Begitu buka pintu ketika argo meter dihidupkan saya lihat tertulis Rp. 4,000 normal. Beberapa saat kemudian sopir bertanya dengan ramah, arah kemana kita pak? Lalu saya jawab ke Pasar Minggu. Kemudian sopir tersebut bilang: untuk sementara kita pakai table ya pak? Saya yang belum mengerti balik bertanya: Maksudnya gimana pak, pakai argo kan? Dia bilang: Ia pak tapi argo ini belum dibetuli dari kantor, jadi kalo tertulis Rp. 4,000 berarti Rp. 5,000 dan seterusnya sesuai table ini, sambil menyodorkan table yang dimaksud.

Saya bilang: Anda gimana sih berapa lama sih ganti system argo itu, kok bisa bagini, penumpang kan bingung pak? Dia jawab: ia pak ini dari kantor. Saya mau konfirmasi ke kantornya tentang kebenaran itu sudah tutup karena sudah sore. Setelah argument beberapa lama cewek teman saya yang duduk dibelakang bilang: sudahlah pak daripada rebut. Akhirnya saya diam sambil dongkol di hati.

Saya rasa ini trik mereka untuk mendapatkan penumpang karena biasanya golongan menengah ke bawah mencari taxi yang bertulis Tarif Lama walaupun fasilitas interiornya kurang bagus seperti AC dan tempat duduk asal harga argonya lebih murah.

Jadi lebih baik hati-hati daripada kecewa dan dongkol karena merasa dibohongi.

Sumber: www.groups.yahoo.com/group/tanahkaro

0 komentar :

Tulisan Terkait: