Benar-benar bisnis basah! Industri pornografi di dunia masih menjadi bisnis yang menggiurkan bagi penggemarnya. Asosiasi Warung Internet Indonesia (Awari) mengungkapkan jumlah uang sedunia yang beredar untuk belanja pornografi cukup besar yakni mencapai US$3,075 juta per detik.
Ketua Umum Awari Irwin Day mengungkapkan data tahun 2006 diperoleh dari statistik industri pornografi cukup besar. Selain belanja per detik yang cukup besar, pengguna internet yang melihat situs konten pornografi juga besar.
"Perdetiknya, tidak kurang dari 28.258 pengguna internet melihat konten ini," ujar Irwin usai konferensi pers soal internet sehat untuk anak di Departemen Komunikasi dan Informatika.
Irwin juga mengemukakan data pendapatan dari pornografi di seluruh dunia 2006 mencapai US$97,06 miliar. Terbesar dari Cina sebesar 28 persen, Korea Selatan 27 persen. Masih dari data yang sama, permintaan mesin pencari untuk pornografi sehari-hari mencapai 68 juta atau 25 persen dari total permintaan di mesin pencari. Sementara jumlah situs pornografi mencapai 4,2 juta situs atau 12 persen dari total situs. Dan halaman pornografi sendiri ternyata cukup besar yakni 420 juta halaman.
Yang cukup mengagetkan, kata Irwin, rata-rata anak melihat intenet dengan situs porno yakni pada usia 11 tahun. Dan konsumen terbesar penggemar pornografi anak yakni kelompok usia 39 -49 tahun. Anak usia 8-19 tahun sudah melihat situs porno sebagian besar saat mereka mengerjakan pekerjaan rumah.
Kondisi di Indonesia sendiri kata Irwin, 7 dari 100 top situs adalah situs porno. Selain itu 15 dari 100 top situs dapat ditumpangi oleh konten porno. " Nah 7 dari 15 tersebut berada pada 10 besar top situs," ujar Irwin.
Di mesin pencari dengan menggunakan kata kunci 'sex', Indonesia ternyata menempati urutan ke-7 di Asia. Yang terbanyak pencari kata tersebut yakni dari Pakistan. Sedangkan dengan kata kunci 'XXX' terbanyak dicari pengguna dari Bolivia dan kata kunci'porn' dicari dari Afrika Selatan.
Sumber: www.tempointeraktif.com
Ketua Umum Awari Irwin Day mengungkapkan data tahun 2006 diperoleh dari statistik industri pornografi cukup besar. Selain belanja per detik yang cukup besar, pengguna internet yang melihat situs konten pornografi juga besar.
"Perdetiknya, tidak kurang dari 28.258 pengguna internet melihat konten ini," ujar Irwin usai konferensi pers soal internet sehat untuk anak di Departemen Komunikasi dan Informatika.
Irwin juga mengemukakan data pendapatan dari pornografi di seluruh dunia 2006 mencapai US$97,06 miliar. Terbesar dari Cina sebesar 28 persen, Korea Selatan 27 persen. Masih dari data yang sama, permintaan mesin pencari untuk pornografi sehari-hari mencapai 68 juta atau 25 persen dari total permintaan di mesin pencari. Sementara jumlah situs pornografi mencapai 4,2 juta situs atau 12 persen dari total situs. Dan halaman pornografi sendiri ternyata cukup besar yakni 420 juta halaman.
Yang cukup mengagetkan, kata Irwin, rata-rata anak melihat intenet dengan situs porno yakni pada usia 11 tahun. Dan konsumen terbesar penggemar pornografi anak yakni kelompok usia 39 -49 tahun. Anak usia 8-19 tahun sudah melihat situs porno sebagian besar saat mereka mengerjakan pekerjaan rumah.
Kondisi di Indonesia sendiri kata Irwin, 7 dari 100 top situs adalah situs porno. Selain itu 15 dari 100 top situs dapat ditumpangi oleh konten porno. " Nah 7 dari 15 tersebut berada pada 10 besar top situs," ujar Irwin.
Di mesin pencari dengan menggunakan kata kunci 'sex', Indonesia ternyata menempati urutan ke-7 di Asia. Yang terbanyak pencari kata tersebut yakni dari Pakistan. Sedangkan dengan kata kunci 'XXX' terbanyak dicari pengguna dari Bolivia dan kata kunci'porn' dicari dari Afrika Selatan.
Sumber: www.tempointeraktif.com
0 komentar :
Posting Komentar