27 Juli 2008

Kota Medan Mendapat Predikat Sebagai Kota Sampah

’’INI Medan Bung...’’ Kalimat inilah yang sering dilontarkan pendukung setia tim PSMS Medan.Tapi sepertinya,kata-kata itu tak berlaku jika Medan bicara lingkungan.Sebab, Medan kini sudah jadi kota sampah.

Sampah merupakan masalah perkotaan hampir di seluruh kota-kota besar di Indonesia. Di Kota Medan persoalannya lebih kompleks lantaran tidak ada intervensi dari pengambil kebijakan saat ini.Jika dibiarkan terus bakal muncul “gunung sampah”di pusat kota. Selama ini tender proyekproyek di seluruh dinas teknis maupun perusahaan daerah di Pemerintah Kota (Pemko) Medan belum berjalan, termasuk di Dinas Kebersihan Medan. Hal ini menyebabkan Kota Medan semakin tampak lebih kotor atau jorok.

Sampahsampah di permukiman tidak terangkut dan akhirnya menyumbat drainase di saat turun hujan. Misalnya di Kelurahan Tegal Sari Mandala III, Kecamatan Medan Denai,masalah ini seakan tidak pernah berujung. Berdasarkan data Dinas Kebersihan Kota Medan, jumlah truk sampah pada 2006 mencapai 150 unit. Dari jumlah itu, 70 unit milik swasta dan 80 unit milik Pemko Medan.

Pada 2007, jumlah truk sampah mengalami penurunan karena masa kontrak truk dari pihak swasta habis.Tak pelak, truk pengangkut sampah pun tinggal 80 unit. Dari jumlah itu, hanya 60 unit yang kondisinya sehat, sedangkan sisanya yang 20 unit lagi tidak layak pakai. Untuk tahun ini,truk sampah berjumlah 84 unit,tapi hanya 48 unit (truk dan amrol) yang kondisinya sehat.

Sebagai gambaran, 150 unit truk hanya mampu mengangkut sampah 1.800 ton per hari ke tempat pembuangan akhir (TPA), padahal volume sampah di Kota Medan per harinya mencapai 4.000 ton. Jika truk sampah yang sehat hanya 60 unit, berarti 900 ton sampah setiap harinya mengendap di tengah kota. Jika ditambah 2.200 ton, berarti ada sekitar 3.100 sampah yang tak terangkut setiap harinya di Kota Medan.

Dari 4.000 ton volume sampah per hari, 1.000 ton merupakan hasil rumah tangga dengan perkiraan rata-rata menghasilkan sampah 0,5 kg per hari per rumah tangga.Sisanya, 3.000 ton, dihasilkan dari industri dan lainnya. Data di Dinas Kebersihan juga menyebutkan, 2.200 ton sampah yang tidak terangkut sebagian di buang ke sungai, parit,dan sebagian lainnya dibakar.

Hal itu terpaksa dilakukan warga karena truk sampah dalam kondisi normal hanya mampu mengangkut ke TPA sebanyak 1.800 ton. Dengan kondisi armada yang ada saat ini,tidak mengherankan bila sampah yang menggunung menjadi pemandangan di sejumlah permukiman warga.

Menurut Kepala Dinas Kebersihan Kota Medan Arlan Nasution, masalah ini terjadi akibat truk jenis compactor yang biasa mengangkut sampah berakhir masa kontraknya. Akibatnya, tidak semua sampah bisa terangkut.Begitu juga dengan truk sampah yang dimiliki Dinas Kebersihan Kota Medan yang saat ini tidak mencukupi. “Sebenarnya saya sudah malu karena dianggap tidak bisa berbuat.

Bagaimanapun, saya tetap berusaha mengatasi ini,”tandasnya. Mantan Kepala Bagian Humas Pemko Medan ini mengatakan, pihaknya selama ini sudah bekerja keras untuk mengatasi masalah ini. Namun karena jumlah sampah dengan armada yang ada tidak sebanding, tetap saja tidak bisa terselesaikan. “Kami akan buka tender di awal Agustuslagiuntukkendaraan jenis convectordan amrol.

Di samping itu, ada juga tambahan 17 unit amrol awal Agustus nanti. Persoalan sampah bisa tertutupi karena armada kamibertambah,”ungkapnya. Arlan berharap, pada APBDP Kota Medan 2008 nanti, Pemko Medan bisa membeli konektor baru. Pasalnya anggaran sewa 30 konektor sudah dikembalikan akibat tidak jadi. Anggaran Dinas Kebersihan dari APBD Kota Medan saat ini sebesar Rp67 miliar lebih.

Jumlah ini sama dari tahun lalu.Anggaran ini sudah termasuk gaji pegawai dan petugas kebersihan (penyapu jalan).Tunggakan sampah lurah juga dilakukan pengutipan. Namun, dirinya tidak tahu persis berapa jumlah pastinya yang sudah terkutip.

Sumber: www.seputar-indonesia.com

0 komentar :

Tulisan Terkait: