01 Juli 2008

Wilayah Sepuludua Kuta

J.R. GINTING. LEIDEN. Wilayah Sepuludua Kuta agak unik. Dia memanjang dari Pantai Timur Sumatra hingga Penatapen (batas Kab. Deliserdang dengan Kab. Karo sekarang). Di tempat itu juga perbatasan Karo Gugung dengan Karo Jahe. Uniknya, Sepuludua Kuta tidak sebatas itu. Sepanjang jalan raya dari Penatapen hingga ke desa Kaban (arah ke Tigabinanga) adalah wilayah Urung Sepuludua Kuta yang berpusat di Kabanjahe.

Baik Urung Sepuludua Kuta Kabanjahe maupun Urung Sepuludua Kuta Lau Cih adalah penteken Purba mergana. Mengapa Urung Sepuludua Kuta Hamparan Perak menjadi panteken Pelawi mergana?

Dalam salah satu tulisannya, Pdt. J.H. Neumann mengatakan Pelawi berasal dari kata Melawi yang berarti Melayu. Ini yang membuat kisah semakin unik. Di Karo Gugung ada sekelompok kampung yang didirikan bersama oleh Pelawi dan Sinuaji mergana: Aji Jahe, Aji Julu, Aji Buahara, Jung Aji dan Perbaji. Kampung-kampung ini sepertinya ‘daerah terjepit’. Dalam sebuah laporan Belanda, dikatakan mereka masuk Urung Suka Piring yang berpusat di Seberaya, didirikan oleh Karo Sekali dan Milala mergana. Tapi, dalam laporan Belanda lainnya, dikatakan bagian Urung Sepuludua Kuta Kabanjahe (Purba mergana).

Keterjepitannya mirip dengan Medan. Di peta Halewijn Medan terletak di wilayah Urung Suka Piring yang berpusat di Delitua. Tapi keluarga Datuk Hamparan Perak menganggapnya cikal bakal Kejuruan Hamparan Perak, mengisyaratkan Medan berada di wilayah Sepuludua Kuta. Bahwa Kejuruan Hamparan Perak berada di Deli Hilir mengisyarakat pula kesukuan mereka Melayu.

Tampaknya ada pertukaran wilayah di jaman kuno antara Karo dan Melayu. Ini bukan soal keturunan, tapi soal distribusi wilayah, kata Juara R. Ginting dalam mengakhiri tulisannya berjudul “Intergroup Relation in North Sumatra” dalam Tribal Communities in the Malay World: Historical, Cultural and Social Perspectives (G. Benjamin & C. Chou, editor), 2002: Institute of Southeast A

sumber: www.sorasirulo.info

0 komentar :

Tulisan Terkait: